Hari ini, Kamis, 21.07.2005, satu lagi putra Indonesia menuntaskan program S3-nya di Universitas Muhammad V Maroko. Satu lagi doktor baru lahir, dari dua yang sudah lebih dulu. Dr. Muhammad Yusuf Siddik menuntaskan disertasi berjudul: Ibnu al-Mundzir wa Manhajuhu fi Naqd al-Hadits wa al-Istidlal Bih. Dua yang sudah lebih dahulu: Dr. Torkis Lubis (UIN Malang) dan Dr. Eka Putra Wirman (IAIN Padang).
Tahun-tahun ke depan, pendatang baru doktor-doktor jebolan Maroko bakal mewarnai belantika intelektual Indonesia. Saat ini saja, ada sekitar 16 mahasiswa Indonesia yang terdaftar di program doktor. Setiap tahun terus bertambah. Mayoritas, kalau bukan seluruhnya, berprospek berhasil.
Bagi mahasiswa Indonesia di kawasan Timur Tengah, ini adalah fenomena baru. Selama ini, dua sumber yang dikenal melahirkan doktor Indonesia adalah Mesir dan Saudi Arabia. Keduanya, karena tuntutan sistem, butuh waktu lama untuk 'mengerami' calon-calon doktornya sampai 'menetas'. Akibatnya, mereka baru berhasil menuntaskan program doktor-nya ketika usia sudah mendekati senja. Bagaimanapun, faktor usia penting untuk menunjang progresifitas.
Maroko adalah cerita lain. Meskipun mahasiswa Indonesia di Maroko mulai ramai berdatangan sejak paruh akhir tahun delapan puluhan, kontribusi negeri ini, kini mulai kelihatan dengan melahirkan master-master dan doktor-doktor putra bangsa Indonesia. Hebatnya, mereka menuntaskan studinya dengan beasiswa yang disalurkan Agen Kerjasama Internasional Maroko yang mengurus mahasiswa asing.
Tentu saja, ini keuntungan besar bagi bangsa Indonesia. Karena negara yang bernama Indonesia itu, sampai saat ini, belum mampu (atau pasnya belum mau) memberi beasiswa putra-putrinya untuk menuntut ilmu setinggi-tingi-nya di luar negeri.
Yang kita harapkan tentu, doktor-doktor pendatang baru dari Maroko ini, tidak selesai berbangga hati dengan gelar yang mentereng. Tetapi bagaimana mereka bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi nation building di Indonesia. Karena, kita tidak cukup agung hanya dengan melahap ribuan buku tanpa jelas pengaruhnya di bumi realitas.
Selamat Dr. Yusuf, tugas berat menanti anda. Insya Allah, kami yang belum selesai, bakal segera menyusul langkah anda.
No comments:
Post a Comment